Persaingan nuklir global memanas, AS kucurkan Rp15.919 triliun untuk modernisasi

.

AS siapkan Rp15.919 triliun untuk modernisasi nuklir menghadapi ketegangan global. (Portal Inland Empire Criminal Defense)

Kantor Anggaran Kongres Amerika Serikat (CBO) memperkirakan bahwa hingga tahun 2034, sekitar USD946 miliar (sekitar Rp15.919 triliun) akan dialokasikan untuk mempertahankan dan memperbarui kekuatan militer nuklir negara tersebut.

Estimasi ini dirilis dalam laporan dua tahunan bertajuk Proyeksi Biaya Kekuatan Nuklir AS, yang merujuk pada rencana anggaran dari Departemen Pertahanan dan Departemen Energi AS. CBO mencatat bahwa pengeluaran tahunan untuk nuklir akan mencapai sekitar USD95 miliar antara 2025 hingga 2034. 

Dari total tersebut, USD357 miliar akan digunakan untuk mempertahankan sistem senjata nuklir yang ada, USD309 miliar untuk pengembangan sistem persenjataan baru, USD79 miliar untuk sistem komando, kontrol, komunikasi, dan peringatan dini, serta USD72 miliar untuk peralatan laboratorium. Selain itu, USD129 miliar dianggarkan untuk biaya tambahan yang mungkin timbul.

Kekuatan nuklir Amerika meliputi kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, rudal balistik antarbenua berbasis darat, pembom jarak jauh dan pendek, serta hulu ledak nuklir. Berdasarkan data Statista per Januari 2024, dari total 12.121 hulu ledak nuklir dunia, sekitar 5.044 dimiliki oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, laporan Defense Express mengungkapkan bahwa Kepala Komando Strategis AS, Anthony J. Cotton, dalam laporannya ke Senat AS, memperingatkan tentang ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Rusia, China, Korea Utara, dan Iran. 

Ia menyoroti kekhawatiran atas meningkatnya kolaborasi antara negara-negara otoriter bersenjata nuklir, yang menantang pandangan bahwa memfokuskan perhatian hanya pada kawasan Pasifik akan cukup untuk mengatasi ancaman global.

Secara khusus, laporan tersebut mengungkapkan bahwa China tengah meningkatkan investasinya dalam infrastruktur nuklir, termasuk produksi plutonium di reaktor pembiak dengan dukungan dari Rusia. China saat ini mengoperasikan sekitar 600 hulu ledak nuklir yang dikerahkan, dan diperkirakan akan memiliki 1.000 hulu ledak pada tahun 2030. 

China juga membangun 320 silo rudal di bagian barat negara itu serta memperkuat armada kapal selam rudal balistik Tipe 094. Selain itu, China sedang mengembangkan pembom siluman strategis H-20 yang memiliki jangkauan 8.000 km, berpotensi mengancam daratan AS.

Rusia, menurut laporan tersebut, memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, dengan 1.550 hulu ledak strategis yang dikerahkan dan sekitar 2.000 hulu ledak taktis. Pasukan Roket Strategis Rusia mengoperasikan sekitar 310 rudal balistik antarbenua dengan sekitar 1.200 hulu ledak. 

Armada kapal selam rudal balistik Rusia termasuk 10 kapal kelas Borei yang bisa membawa hingga 700 hulu ledak, dengan 14 unit direncanakan dan 8 unit telah beroperasi. 

Rusia juga memperluas armada kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Yasen dan terus mengembangkan torpedo bertenaga nuklir Poseidon serta rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik. 

Dari sisi udara, pengembangan pembom strategis Tupolev PAK DA diproyeksikan selesai pada akhir 2020-an. Pentagon juga mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran senjata nuklir Rusia di luar angkasa, yang dinilai dapat mengancam stabilitas global.

Untuk Korea Utara, laporan tersebut menyatakan bahwa negara ini terus memperluas produksi plutonium dan uranium untuk keperluan militer, menguji rudal berbahan bakar padat baru yang mengurangi waktu persiapan peluncuran, serta mengembangkan kapal selam strategis dan senjata nuklir taktis.

Adapun Iran, laporan tersebut hanya menyebutkan secara singkat bahwa negara ini tengah meningkatkan stok uranium yang diperkaya tinggi, mempercepat produksi dengan sentrifugal baru, dan memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh bahan baku senjata nuklir dari 10–15 hari menjadi kurang dari 7 hari. 

Iran juga mengembangkan peluncur antariksa Simorgh yang berpotensi menjadi dasar rudal balistik jarak menengah dengan kapasitas membawa hulu ledak hingga 1.000 kg dan jangkauan 3.900 km.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama